Goal.com
Setelah terus dirundung kemurungan dalam tiga tahun terakhir, timnas
Brasil
akhirnya boleh tersenyum kembali. Ya, Brasil baru saja resmi menjadi
negara pertama yang lolos ke putaran final Piala Dunia 2018 selain tuan
rumah Rusia menyusul kombinasi hasil pada
matchday 14 kualifikasi zona Conmebol, Selasa (28/3).
Skor telak 3-0 kontra Paraguay dan dibantu dengan kekalahan yang diderita Uruguay dan Argentina membuat
Tim Samba
kukuh di puncak klasemen dan sudah tidak mungkin lagi keluar dari
posisi empat besar – ambang batas kelolosan otomatis. Brasil pun menjadi
satu-satunya tim yang belum pernah absen di Piala Dunia.
SIMAK JUGA: RESMI: Brasil Lolos Ke PD 2018
Suasana hati para penggawa Brasil pantas berbunga-bunga melebihi
siapa pun, terutama jika melihat fakta bahwa mereka selalu menjadi
sasaran olok-olok dalam tiga tahun terakhir. Seperti diketahui, juara
dunia lima kali ini harus menanggung aib di depan publik sendiri ketika
keok 7-1 dari Jerman di semi-final Piala Dunia 2014.
Dunga lantas mengambil alih kursi kepelatihan dari Luiz Felipe
Scolari, sayang Brasil justru melanjutkan mimpi buruknya dengan
tersingkir di perempat-final Copa America 2015 dan harus tersisih dari
fase grup Copa America 2016 (Centenario). Namun setelah itu, Brasil
mengalami progres signifikan dan tidak pernah menoleh ke belakang lagi.
Neymar, penyerang andalan Brasil, menilai kebangkitan luar biasa timnya ini bersumber pada diri pelatih mereka,
Tite.
“Tite berhasil membentuk kami dengan cara yang benar, dan sekarang kami
benar-benar bermain sepakbola dengan cara Brasil. Tite melakukan
penyesuaian. Ia meminta kami berpikir sebelum bertindak,” ujar Neymar
dikutip
ESPN.
Bersama Tite,
Selecao menyapu bersih delapan laga
kualifikasi Piala Dunia dengan catatan 100 persen kemenangan dan sukses
mencetak rata-rata tiga gol per partai. Sebelumnya, dalam enam partai
kualifikasi bersama Dunga, Brasil tidak pernah bermain sedahsyat saat
ini. Ketika itu, Dunga bahkan harus bertumpu Ricardo Oliveira, striker
35 tahun, untuk menopang lini depannya.
Kedatangan Tite juga berbanding lurus dengan moncernya performa
Neymar. Penyerang Barcelona itu menjadi topskor Brasil di kualifikasi
dengan enam gol. Padahal, ia sebelumnya gagal mencetak satu pun gol
bersama Dunga di enam partai pembuka kualifikasi. Tite pula yang
mengorbitkan nama Gabriel Jesus hingga memperbaiki reputasi Paulinho.
Jadi apa rahasia kebangkitan Brasil di bawah komando Tite? Jawabannya barangkali terletak pada seekor kenari kecil atau
canarinho yang juga merupakan julukan timnas Brasil
. Tite mampu mengembangkan filosofi
canarinho.
Kendati bertubuh mungil, kenari adalah jenis burung yang ulet dan
gesit. Mereka enggan menjadi pusat perhatian, namun tetap memukau lewat
kicauan merdunya. Kira-kira seperti itulah Brasil saat ini.
SIMAK JUGA: Neymar: Brasil Kembali Temukan Gaya Khas
Brasil sudah tidak lagi bergantung pada nama-nama besar. Brasil era
Tite adalah tim yang rendah hati dan mengandalkan kolektivitas. Ini
terlihat dari pemilihan skuat di mana eks pelatih Corinthians itu tidak
sungkan untuk memanggil sejumlah pemain yang berkarier di Tiongkok dan
dari klub lokal. Neymar memang masih menjadi tumpuan, namun perannya
dibagi rata dengan sejumlah pemain top lain seperti Philippe Coutinho
dan Willian.
“Saya tidak punya gambaran seberapa besar peluang tim ini [di Piala
Dunia 2018],” kata Tite. “Tetapi kami membangun momentum baru untuk
timnas. Kami ingin terus memperkuat tim ini dengan sepakbola yang
efisien dan cantik,” imbuh pria bernama lengkap Adenor Leonardo Bacchi
ini
Brasil kini layak bersukacita, tetapi Tite dipastikan akan berusaha
keras untuk mengontrol luapan euforia itu. Supaya tarian samba mereka
mampu terlihat lebih cantik di panggung yang sesungguhnya: Rusia 2018.
Performa optimal di atas lapangan bisa membuat kusam wajah para
pemain, tapi mereka tak perlu lagi cemas soal penampilan. Pasalnya ada Vaseline Men Active Bright Oil Expert Gel Wash
yang mengandung Micro-Droplets of Vaseline Jelly yang dapat digunakan
usai pertandingan untuk mengembalikan wajah tetap cerah dan
#GantengMaksimal walau habis bercucuran keringat.